Lombok Barat, 8 Juni 2024 – Dalam upaya menangkal terorisme, radikalisme, dan intoleransi, Kasat Binmas Polres Lombok Barat, Polda NTB, AKP Daniel Ibi Lona, S.Sos, menekankan pentingnya pendekatan humanis. Beliau berpendapat bahwa pendekatan represif saja tidak cukup, dan perlu diimbangi dengan upaya preventif yang menyentuh akar permasalahan.
Pentingnya Pemahaman Mendalam
AKP Daniel Ibi Lona menjelaskan, “Kita harus memahami bahwa terorisme, radikalisme, dan intoleransi adalah masalah kompleks yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan tindakan represif. Kita perlu menggali lebih dalam akar permasalahan, seperti faktor ekonomi, sosial, dan psikologis yang dapat mendorong seseorang terjerumus ke dalam paham-paham tersebut.”
Peran Edukasi dan Dialog
Salah satu pendekatan humanis yang digaungkan oleh AKP Daniel Ibi Lona adalah melalui edukasi dan dialog. Beliau meyakini bahwa dengan memberikan pemahaman yang benar tentang nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan keberagaman, masyarakat akan lebih kebal terhadap pengaruh paham-paham radikal.
“Edukasi harus dimulai sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Kita perlu menanamkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, seperti Pancasila, kepada generasi muda agar mereka memiliki fondasi yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan,” ujar AKP Daniel Ibi Lona.
Selain edukasi, dialog juga dianggap penting dalam membangun jembatan komunikasi antara berbagai kelompok masyarakat. Dengan dialog, diharapkan dapat tercipta saling pengertian dan rasa saling menghormati, sehingga potensi konflik dapat diminimalisir.
Pemberdayaan Ekonomi
AKP Daniel Ibi Lona juga menyoroti pentingnya pemberdayaan ekonomi dalam menangkal terorisme, radikalisme, dan intoleransi. Menurutnya, kemiskinan dan kesenjangan sosial dapat menjadi lahan subur bagi berkembangnya paham-paham tersebut.
“Dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kita dapat mengurangi kerentanan mereka terhadap pengaruh paham-paham radikal. Pemberdayaan ekonomi harus dilakukan secara merata, sehingga tidak ada kelompok masyarakat yang merasa tertinggal,” tegas AKP Daniel Ibi Lona.
Sinergi antara Aparat dan Masyarakat
AKP Daniel Ibi Lona juga menekankan pentingnya sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat dalam menanggulangi terorisme, radikalisme, dan intoleransi. Beliau mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, serta melaporkan segala aktivitas yang mencurigakan kepada pihak berwajib.
“Aparat keamanan tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi ancaman terorisme, radikalisme, dan intoleransi. Kita perlu dukungan dan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat. Mari bersama-sama kita jaga keamanan dan ketertiban lingkungan kita,” ajak AKP Daniel Ibi Lona.
Pendekatan Humanis sebagai Kunci
Dalam kesimpulannya, AKP Daniel Ibi Lona menegaskan bahwa pendekatan humanis merupakan kunci dalam menanggulangi terorisme, radikalisme, dan intoleransi. Dengan memahami akar permasalahan, memberikan edukasi, membangun dialog, memberdayakan ekonomi, dan menjalin sinergi antara aparat dan masyarakat, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang damai, toleran, dan berbhineka tunggal ika.
Tantangan dan Harapan
Meskipun pendekatan humanis memiliki potensi besar dalam menangkal terorisme, radikalisme, dan intoleransi, AKP Daniel Ibi Lona mengakui bahwa tantangan yang dihadapi tidaklah mudah. Perlu upaya yang konsisten dan berkelanjutan dari semua pihak untuk mencapai hasil yang optimal.
“Kita harus terus bekerja keras, berinovasi, dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Penanggulangan terorisme, radikalisme, dan intoleransi adalah tugas kita bersama. Mari kita bergandengan tangan, membangun Indonesia yang lebih aman, damai, dan sejahtera,” pungkas AKP Daniel Ibi Lona dengan penuh semangat.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Pendekatan humanis yang digaungkan oleh AKP Daniel Ibi Lona mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Tokoh masyarakat, akademisi, dan aktivis sosial sepakat bahwa pendekatan tersebut merupakan langkah yang tepat dalam menanggulangi terorisme, radikalisme, dan intoleransi.
“Pendekatan humanis yang mengedepankan dialog dan edukasi sangat penting dalam membangun kesadaran masyarakat akan bahaya terorisme, radikalisme, dan intoleransi. Kita harus terus mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh aparat keamanan dalam menciptakan masyarakat yang aman dan damai,” ujar seorang tokoh masyarakat.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan pendekatan humanis yang terus digalakkan, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang lebih toleran, inklusif, dan berbhineka tunggal ika. Generasi muda diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membawa semangat perdamaian dan persatuan di tengah keberagaman.
“Kita memiliki harapan besar kepada generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang mampu membawa Indonesia menuju kemajuan. Mari kita tanamkan nilai-nilai luhur bangsa kepada mereka, agar mereka dapat menjadi generasi yang tangguh, berkarakter, dan cinta tanah air,” tutup AKP Daniel Ibi Lona dengan penuh harap.