Lombok Barat, 4 Juli 2024 – Terorisme, radikalisme, dan intoleransi menjadi ancaman serius bagi keamanan dan kerukunan masyarakat di Indonesia. Berbagai upaya pencegahan terus dilakukan, termasuk di wilayah Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Kasat Binmas Polres Lombok Barat, AKP Daniel Ibi Lona, S.Sos., membagikan pandangannya mengenai pentingnya menangkal paham-paham tersebut.
Pentingnya Pencegahan Dini
AKP Daniel Ibi Lona menekankan pentingnya pencegahan dini dalam menanggulangi terorisme, radikalisme, dan intoleransi. Menurutnya, “Pencegahan lebih baik daripada penindakan. Kita perlu membangun kesadaran masyarakat akan bahaya paham-paham tersebut sejak dini.”
Peran Pembinaan Masyarakat
Pembinaan masyarakat menjadi salah satu fokus utama dalam upaya pencegahan. AKP Daniel Ibi Lona menjelaskan, “Kami melakukan berbagai kegiatan pembinaan masyarakat, seperti penyuluhan, dialog, dan pelatihan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan kerukunan.”
Sinergi dengan Berbagai Pihak
Upaya pencegahan tidak dapat dilakukan sendiri oleh kepolisian. Sinergi dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan, sangat diperlukan. AKP Daniel Ibi Lona menegaskan, “Kita perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terciptanya keamanan dan kerukunan.”
Strategi Pencegahan Terorisme
1. Penguatan Moderasi Beragama
Moderasi beragama menjadi kunci penting dalam menangkal radikalisme dan intoleransi. AKP Daniel Ibi Lona menyatakan, “Kita perlu memperkuat pemahaman masyarakat tentang ajaran agama yang moderat, toleran, dan damai.”
2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Kemiskinan dan kesenjangan sosial dapat menjadi faktor pendorong munculnya radikalisme. Oleh karena itu, pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi salah satu strategi pencegahan yang penting. AKP Daniel Ibi Lona menjelaskan, “Kita perlu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham radikal.”
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Teknologi informasi dapat digunakan sebagai sarana penyebaran paham-paham radikal. Namun, di sisi lain, teknologi informasi juga dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan konten-konten positif yang mempromosikan nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan kerukunan. AKP Daniel Ibi Lona mengungkapkan, “Kita perlu memanfaatkan teknologi informasi secara bijak untuk menangkal radikalisme dan intoleransi.”
Tantangan dalam Pencegahan
1. Penyebaran Paham Radikal Melalui Media Sosial
Media sosial menjadi salah satu tantangan utama dalam pencegahan terorisme, radikalisme, dan intoleransi. AKP Daniel Ibi Lona mengakui, “Penyebaran paham radikal melalui media sosial sangat masif dan sulit dikendalikan. Kita perlu meningkatkan literasi digital masyarakat agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh konten-konten negatif.”
2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat
Masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahaya terorisme, radikalisme, dan intoleransi. AKP Daniel Ibi Lona mengungkapkan, “Kita perlu terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar mereka lebih waspada terhadap ancaman tersebut.”
3. Keterbatasan Sumber Daya
Keterbatasan sumber daya, baik personel maupun anggaran, menjadi salah satu kendala dalam upaya pencegahan. AKP Daniel Ibi Lona berharap, “Kita berharap pemerintah dapat memberikan dukungan yang lebih besar dalam upaya pencegahan terorisme, radikalisme, dan intoleransi.”
Harapan ke Depan
AKP Daniel Ibi Lona optimistis bahwa upaya pencegahan terorisme, radikalisme, dan intoleransi di Lombok Barat akan berhasil. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam upaya tersebut. “Mari kita bersama-sama menjaga keamanan dan kerukunan di Lombok Barat. Jangan biarkan paham-paham radikal merusak persatuan dan kesatuan kita,” pungkasnya.