Sosial Budaya

Ratusan Warga Lombok Barat Saksikan Duel Sengit Presean, Polsek Sekotong Kawal Ketat

×

Ratusan Warga Lombok Barat Saksikan Duel Sengit Presean, Polsek Sekotong Kawal Ketat

Sebarkan artikel ini
Meriahnya Turnamen Presean di Sekotong Lombok Barat

Lombok Barat, NTB – Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat, Polda NTB, berhasil mengamankan jalannya turnamen presean yang digelar dalam rangka tasyakuran pernikahan di Dusun Nambung, Desa Persiapan Pengantap, Desa Buwunmas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan budaya ini berlangsung meriah dan aman pada Jumat, 20 Juni 2024, mulai pukul 16.30 Wita hingga selesai.

Iptu I Ketut Suriarta, SH., M.I.Kom., Kapolsek Sekotong, memimpin langsung pengamanan turnamen presean ini. Beliau menyatakan, “Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban setiap kegiatan masyarakat, termasuk acara budaya seperti ini. Kami ingin memastikan semua pihak dapat menikmati acara dengan aman dan nyaman.”

Kolaborasi dengan Panitia dan Warga

Pengamanan turnamen presean ini melibatkan kolaborasi antara Polsek Sekotong, panitia Paguyuban Panji Kedaton Montong Ajan, dan warga sekitar. Kasi Humas Polres Lombok Barat, AKP I Gede Gumiarsana, menjelaskan, “Kami bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan kelancaran acara. Kami mengapresiasi dukungan dan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan.”

Turnamen presean ini dihadiri oleh ratusan penonton dari berbagai desa di Kecamatan Sekotong. Antusiasme warga sangat tinggi, terlihat dari semangat mereka dalam menyaksikan pertandingan presean. Presean sendiri merupakan seni bela diri tradisional Lombok yang sangat populer di masyarakat.

Tradisi yang Dijaga

Turnamen presean ini bukan hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga merupakan upaya untuk melestarikan budaya dan tradisi masyarakat Lombok. Iptu I Ketut Suriarta menambahkan, “Kami mendukung penuh kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga warisan budaya. Presean adalah bagian penting dari identitas masyarakat Lombok.”

Selain melestarikan budaya, turnamen presean ini juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian lokal, mempererat tali silaturahmi antarwarga, serta menjadi ajang promosi pariwisata.

Kesuksesan pengamanan turnamen presean ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan warga. Mereka berharap kegiatan serupa dapat terus digelar secara rutin dan aman.

Komitmen Polsek Sekotong

Polsek Sekotong berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan positif masyarakat, termasuk acara budaya seperti turnamen presean. Iptu I Ketut Suriarta menegaskan, “Kami akan selalu hadir di tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman dan nyaman. Kami siap mendukung setiap upaya untuk memajukan daerah ini.”

Presean adalah seni bela diri tradisional Lombok yang sudah ada sejak zaman dahulu. Pertarungan presean dilakukan oleh dua orang petarung yang menggunakan tongkat rotan (penjalin) dan perisai kulit sapi (ende). Presean tidak hanya sekadar adu kekuatan fisik, tetapi juga membutuhkan strategi, kelincahan, dan keberanian.

Presean memiliki makna filosofis yang mendalam. Seni bela diri ini mengajarkan tentang nilai-nilai sportivitas, kehormatan, dan persaudaraan. Petarung presean harus memiliki sikap rendah hati, menghormati lawan, dan tidak mudah menyerah.

Presean sebagai Ajang Silaturahmi

Presean juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga. Pertandingan presean sering kali digelar dalam acara-acara adat, seperti pernikahan, khitanan, dan perayaan hari besar keagamaan. Hal ini menunjukkan bahwa presean memiliki peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat Lombok.

Presean juga menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Banyak wisatawan yang tertarik untuk menyaksikan langsung pertandingan presean atau bahkan belajar seni bela diri ini. Hal ini tentu saja memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Lombok.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan presean dapat terus berkembang dan lestari. Presean adalah warisan budaya yang berharga dan harus dijaga untuk generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *