BeritaBerita UtamaDaerahFeaturedKabar DesaKesehatanLombok BaratNTBTerkini

Pemdes Sandik Tutup Mata dan Telinga, Sampah Yang Menutupi Kali Di Buang Di Halaman Kantor Desa

×

Pemdes Sandik Tutup Mata dan Telinga, Sampah Yang Menutupi Kali Di Buang Di Halaman Kantor Desa

Sebarkan artikel ini

Lombok Barat, NTB – Seiring intensitas hujan yang terus turun beberapa hari terakhir, mengakibatkan seringnya terjadi luapan kali yang membentang di dalam perkampungan Desa Sandik hingga menuju jalan raya, sehingga banyak sampah yang menumpuk di jalanan.

Prihatin melihat hal tersebut sering terjadi, dan Pemerintah Desa (Pemdes) yang terkesan menutup mata dan telinga setelah beberapa kali masyarakat mengeluhkan hal tersebut. Akhirnya masyarakat bersama Remaja Masjid dan Karang Taruna membersihkan sendiri dengan bergotong royong mengangkat dan menggali kali yang mulai dangkal di Jalan Biduri, Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat, Kamis (13/10/2022).

H. Zuhud salah satu tokoh masyarakat yang rumahnya sering menjadi langganan luapan air kali tersebut menyampaikan, “Seharusnya Pemdes melalui pekaseh tau mana kali yang dangkal dan perlu untuk di keruk, ini di diamkan begitu saja, jadi setiap kali hujan turun selalu naik air nya dan menggenangi beberapa rumah di dalam kampung,” ucapnya.

Ia menambahkan, “sering kali kami memberikan laporan, namun tidak pernah di lihat oleh pihak Pemdes. Padahal beberapa waktu lalu kantor desa juga sempat tergenang oleh luapan air kali ini, namun sepertinya masa bodoh dengan hal tersebut,” tambahnya.

Yusril Kepala Dusun Sandik Atas membenarkan hal tersebut, “hari ini, kami bersama Remaja Masjid Al-Falah, Karang Taruna, dan Kelompok pengangkut sampah Dusun Sandik Bawak dan Sandik Atas serta masyarakat melaksanakan gotong royong dalam mengangkut sampah yang membuat kali tersumbat,” jelasnya.

“kami juga bersama masyarakat membuang sampah tersebut di halaman kantor desa sebagai bentuk protes kami, yang selama ini Pemdes terkesan diam dengan banyaknya tumpukan sampah yang mengakibatkan luapan air memasuki perkampungan setinggi setengah lutut orang dewasa,” tutupnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *