Gerung, TripatNews – Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) merupakan tenaga kesehatan yang sangat sentral dimasa pandemi COVID-19, karena tenaga laboratorium adalah petugas yang memiliki kapasitas dan kemampuan untuk menentukan hasil pemeriksaan seseorang terhadap adanya infeksi oleh virus COVID-19.
Namun demikian, seiring berkembangnya jumlah fasilitas kesehatan yang ada, masih banyak petugas Laboratorium yang belum memiliki kompetensi dan legalitas untuk melakukan pengambilan sampel swab COVID-19.
Hal tersebut mendorong organisasi profesi petugas Laboratorium yang dikenal dengan sebutan Persatuan Ahli Tekhnologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI) Cabang Lombok Barat (Lobar) dalam mengadakan workshop dan Pelatihan Pengambilan sample untuk Penanganan dan Pengiriman Sampel Swab Nasofaring dan Orofaring bagi ATLM yang bertemepat di Aula Utama Kantor Bupati Lobar, Gerung, Minggu, (10/10/2021).
Kegiatan yang diikuti oleh 80 peserta tersebut dibuka oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PATELKI Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lobar drg. Hj. Ni Made Ambaryati, dr. Ety Retno Setyowati, SpPK, M.Kes, MARS dan Sapardi, Amd. Kes selaku narasumber, serat beberapa perwakilan dari PT. Sumber Cahayaku Putri Griselda, PT. Indira Kusuma Pratama, PT. Tristanisa Global Indonesia, MRK Diagnostic, Sasaku Medical Clinic, Jepun Link Medica, Laboratorium Klinik Prodia dan Air Minum IzZaura.
Dalam sambutannya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lobar drg. Hj. Ni Made Ambaryati menyampaikan, “penghargaan dan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada para petugas laboratorium di Kabupaten Lobar, karena dengan kerja keras mereka Lobar saat ini mencapai Level 1, dan menjadi kabupaten/kota terbaik dalam penanganan COVID-19 di wilayah NTB,” jelasnya.
Ketua DPW NTB Haerozi, Str.Kes dalam kesempatan yang sama juga menyampikan, “sangat mengapresiasi dukungan dari Dinas Kesehatan kepada petugas Laboratorium. Dengan demikian, untuk menjaga mutu dari ATLM, kegiatan seperti ini sangat bagus dan sebaiknya dilaksanakan secara rutin, tidak hanya untuk COVID-19 saja namun untuk diagnosa –diagnosa laboratorium lainnya agar hasil yang diberikan kepada masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dan menghindari terjadinya hal hal yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat,” tegasnya.
Ia juga berpesan untuk seluruh ATLM yang hadir dalam pelatihan tersebut, “bekerjalah dengan kompetensi sesuai SOP yang telah di tetapkan, dan legalitas sesuai aturan yang ada,” tutupnya. (MZ/YL)