Binkam

Menyapa Sekolah: Polsek Sekotong Edukasi Siswa tentang NAPZA dan Bullying

×

Menyapa Sekolah: Polsek Sekotong Edukasi Siswa tentang NAPZA dan Bullying

Sebarkan artikel ini
Polsek Sekotong Edukasi Bahaya Narkoba dan Bullying di Sekolah

Sekotong, Lombok Barat – Program inovasi Polsek Sekotong yang bertajuk Menyapa Sekolah kembali digelar pada Jumat, 4 Oktober 2024, di Yayasan Birrul Walidain, Dusun Bertong, Desa Persiapan Empol, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya preventif dan edukatif kepolisian dalam rangka memberikan pemahaman kepada siswa-siswi terkait bahaya narkotika (NAPZA), bullying, serta risiko pernikahan dini.

Hadir dalam kegiatan ini beberapa perwakilan dari Polsek Sekotong, termasuk Ps. Kanit Binmas Polsek Sekotong Aipda I Komang Sunantara, Bhabinkamtibmas Desa Cendi Manik Aipda Saeful Rahman, Ps. Kasium Polsek Sekotong Aipda Amala, anggota Unit Lantas Polsek Sekotong Aipda Iskandar, dan anggota Unit IK Polsek Sekotong Aipda Gede Debi Suripna. Tidak ketinggalan pula Kepala Sekolah Yayasan Birrul Walidain, Muhannan, S.Pd., M.Pd., beserta para ustaz dan siswa-siswi dari yayasan tersebut.

Edukasi Bahaya Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA)

Dalam sesi utama kegiatan tersebut, Ps. Kanit Binmas Polsek Sekotong, Aipda I Komang Sunantara, menyampaikan materi terkait bahaya NAPZA. Ia menjelaskan bahwa NAPZA merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, yang bisa berasal dari bahan alami maupun sintetis. Menurut Aipda Sunantara, jenis-jenis narkotika yang sering ditemui meliputi codein, opium, dan LSD, sedangkan psikotropika mencakup sabu-sabu, ekstasi, dan demerol. Selain itu, zat adiktif lainnya seperti kafein, nikotin, dan alkohol juga sering kali menimbulkan kecanduan yang berbahaya.

“Penting bagi kita semua, terutama siswa-siswi, untuk memahami bahaya NAPZA. Penggunaan narkotika dan zat adiktif lainnya dapat merusak kehidupan seseorang, baik fisik, mental, maupun sosial. Untuk itu, kami mengimbau agar para siswa tidak pernah mencoba ataupun terlibat dalam penyalahgunaan narkoba,” ujar Aipda Sunantara.

Selain mengingatkan akan dampak buruk NAPZA, pihak kepolisian juga menjelaskan tentang langkah-langkah persuasif dan pencegahan yang bisa dilakukan di lingkungan sekolah dan keluarga. Melalui pendekatan yang tepat, diharapkan siswa-siswi bisa terhindar dari godaan maupun pengaruh buruk narkoba.

Bullying: Tantangan Bersama yang Harus Dihentikan

Selain bahaya NAPZA, bullying menjadi salah satu topik utama yang disoroti dalam kegiatan ini. Aipda I Komang Sunantara menjelaskan bahwa bullying di kalangan pelajar masih menjadi isu serius yang perlu ditangani bersama-sama. Ia menegaskan bahwa pihak Polsek Sekotong melalui program Menyapa Sekolah secara aktif memberikan penyuluhan mengenai dampak buruk bullying terhadap korban dan pelaku.

“Bullying tidak hanya berdampak pada korban, tetapi juga pada pelaku dan lingkungan sekolah secara keseluruhan. Kami mengajak semua pihak, baik siswa maupun guru, untuk bersama-sama mencegah tindakan ini. Kekerasan, baik fisik maupun verbal, harus dihindari dalam proses belajar mengajar. Kami juga berharap agar guru lebih bersikap persuasif ketika menghadapi siswa yang bermasalah,” ungkapnya.

Selain memberikan arahan kepada siswa, kepolisian juga mengingatkan para guru agar tidak melakukan kekerasan dalam bentuk apapun kepada siswa. Langkah-langkah seperti memberikan nasihat atau memanggil orang tua jika ada siswa yang bermasalah dinilai lebih efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Pernikahan Dini dan Risiko Stunting

Di samping materi terkait bullying dan NAPZA, pernikahan dini juga menjadi perhatian khusus dalam program ini. Aipda I Komang Sunantara mengingatkan para siswa mengenai bahaya pernikahan dini, baik dari segi kesehatan maupun sosial.

“Pernikahan dini berisiko tinggi bagi kesehatan reproduksi, terutama bagi calon ibu. Pernikahan di usia muda sering kali menyebabkan kematian ibu saat melahirkan dan meningkatkan angka stunting pada anak. Untuk itu, kami mengimbau kepada siswa-siswi agar menghindari pernikahan dini dan fokus mengejar pendidikan serta cita-cita,” jelasnya.

Selain meningkatkan risiko kematian ibu dan stunting, pernikahan dini juga kerap kali berujung pada masalah ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, Polsek Sekotong mendorong para siswa untuk lebih bijak dalam pergaulan dan mengutamakan pendidikan demi masa depan yang lebih baik.

Imbauan Kepatuhan Lalu Lintas untuk Siswa

Kegiatan ini juga diisi dengan penyuluhan dari anggota Unit Lantas Polsek Sekotong, Aipda Iskandar, yang memberikan imbauan kepada para siswa terkait keselamatan berlalu lintas. Ia menegaskan bahwa siswa yang belum cukup umur tidak diperkenankan membawa sepeda motor ke sekolah. Hal ini bertujuan untuk menghindari kecelakaan lalu lintas yang sering kali melibatkan pengendara di bawah umur.

“Siswa-siswi yang belum memiliki SIM tidak diperbolehkan mengendarai sepeda motor ke sekolah. Jika memang terpaksa, pastikan untuk selalu mematuhi peraturan lalu lintas, seperti menggunakan helm dan memasang spion. Jangan pernah menggunakan knalpot brong atau modifikasi yang melanggar aturan,” tegas Aipda Iskandar.

Pesan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para siswa mengenai pentingnya keselamatan di jalan raya serta meminimalisir pelanggaran lalu lintas yang berpotensi membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Ucapan Terima Kasih dari Yayasan Birrul Walidain

Setelah penyampaian materi dari pihak Polsek Sekotong, kegiatan ini ditutup dengan ucapan terima kasih dari perwakilan Yayasan Birrul Walidain. Kepala Sekolah Muhannan, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasinya kepada Polsek Sekotong yang telah bersedia hadir dan memberikan penyuluhan kepada siswa-siswinya.

“Kami sangat berterima kasih kepada Polsek Sekotong atas penyuluhan yang diberikan. Materi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi para siswa, terutama dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Semoga ilmu yang telah diberikan dapat diaplikasikan oleh para siswa demi masa depan mereka yang lebih baik,” ujar Muhannan.

Program inovasi Menyapa Sekolah dari Polsek Sekotong ini diharapkan dapat terus berlanjut dan semakin menjangkau banyak sekolah di wilayah Kecamatan Sekotong. Dengan edukasi yang konsisten, diharapkan kesadaran akan bahaya NAPZA, bullying, dan pernikahan dini dapat semakin meningkat di kalangan pelajar.

Kegiatan ini bukan hanya wujud komitmen Polsek Sekotong dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tetapi juga dalam memberikan pembinaan moral dan sosial kepada generasi muda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *