Lombok Barat, NTB – Tradisi adat Nyongkolan, yaitu ritual pengantaran pengantin dari rumah mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan, menjadi salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat Sasak di Lombok Barat. Tradisi ini sarat dengan makna kebersamaan dan gotong royong, serta menjadi daya tarik wisata bagi para pengunjung.
Pada Kamis (24/8/2023), Polsek Kediri berhasil mengamankan tradisi adat Nyongkolan di wilayah Kecamatan Kediri. Dengan peran serta aktif dari masyarakat dan pihak terkait. Kapolsek Kediri, Iptu Dina Rizkiana, S.Tr.K., mengapresiasi kerjasama yang terjalin dalam pengamanan ini.
“Kami sangat berterima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung kami. Dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) selama tradisi adat Nyongkolan berlangsung. Kami juga mengucapkan selamat kepada para pengantin dan keluarga yang telah melaksanakan tradisi ini dengan lancar dan khidmat,” ujarnya.
Salah satu momen yang menarik perhatian adalah pengiringan pengantin dari Dusun Karang Makam Desa Kuripan menuju Dusun Nyiur Gading Desa Montong Are. Sekitar 400 orang mengikuti pengiringan tersebut dengan membawa kecimol, yaitu alat musik tradisional yang terbuat dari bambu. Mereka berjalan kaki sejauh 500 meter dengan mengenakan pakaian adat Sasak.
“Kami mengerahkan personel Spkt I Polsek Kediri dan anggota Bhabinkamtibamas Desa Montong Are untuk mengatur lalu lintas dengan sistem buka tutup. Kami juga mengawasi situasi Kamtibmas agar tidak ada hal-hal yang tidak kita inginkan. Alhamdulillah, semua berjalan dengan aman dan kondusif,” tuturnya.
Kapolsek menambahkan bahwa tradisi adat Nyongkolan merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya yang harus tetap terjaga dan lestari. Tradisi ini tidak hanya mempertahankan nilai-nilai luhur, tetapi juga memperkaya kehidupan sosial dan memupuk semangat gotong royong. Harapannya, semangat ini terus terjaga dan pengamanan yang baik menjadi contoh untuk acara-adara tradisional lainnya di wilayah Kecamatan Kediri.