Daerah

Lantik Pengurus DPD LASQI Lobar, Hj. Niken Saptarini Harap Lobar Jadi Juara Satu

×

Lantik Pengurus DPD LASQI Lobar, Hj. Niken Saptarini Harap Lobar Jadi Juara Satu

Sebarkan artikel ini

Lombok Barat, TripatNews – Penetapan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Seni dan Qasidah Indonesia (DPD-LASQI) masa 2021-2025, Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten Daerah I Kabupaten Lobar Drs. Agus Gunawan, Ketua Umum DPW-LASQI Nusa Tenggara Barat (NTB) Hj. Niken Saptarini, Ketua DPD-LASQI Lombok Barat (Lobar) Hj. Khaeratun Fauzan Khalid, Kepala OPD Lobar, pengurus DPW-LASQI NTB, serta Pengurus DPD-LASQI Lobar di Aula Kantor Bupati Lobar, Gerung, Rabu (6/10/2021).

Kegiatan diawali dengan penyampaian dari Ketua Umum DPW-LASQI NTB Hj. Niken Saptarini mengenai tujuan dibentuknya pengurus DPD-LASQI yang nantinya akan menjadi wadah dari seni-seni Qasidah yang ada di Lobar.

“Dibentuknya kepengurusan ini ditujukan untuk menyambut gelaran kegiatan Festival Qasidah Islam Tingkat Provinsi yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober mendatang di Kabupaten Sumbawa Barat.” Jelasnya.

Hj. Niken Saptarini mengatakan, “dengan terbentuknya kepengurusan ini Kabupaten Lobar akan lebih bersemangat dalam berpatisipasi di kegiatan ini serta menjalin pertemanan dengan kepengurusan LASQI di daerah lain dan semoga Kabupaten Lobar meraih juara satu,” terangnya.

Asisten Daerah I Kabupaten Lobar Drs. Agus Gunawan, yang mewakili Bupati Lobar menyampaikan “saat ini Kabupaten Lobar dan Sumbawa Barat telah mencapai Level satu, dan diharapkan kedepannya NTB secara keseluruhan dapat segera menyusul,” tuturnya.

“Kami sangat berharap dengan adanya keberadaan LASQI tidak hanya dapat melestarikan budaya yang telah ada tetapi juga sebagai filter dari budaya-budaya yang masuk ke NTB khususnya Kabupaten Lobar agar dapat sesuai dengan budaya yang telah ada.” Jelasnya.

Agus Gunawan menambahkan “Pemerintah Daerah lobar sangat berharap, kedepannya dengan adanya LASQI ini akan dapat dibuatnya payung hukum atau legal formal agar dapat melestarikan budaya-budaya yang ada sehingga tidak terjadi pelencengan dari budaya yang telah ada tersebut. Kecimol yang seperti kita telah tau adalah adat dari masyarakat yang telah menikah, akan tetapi sekarang sering kali terjadi pelencengan karena masuknya budaya dari barat yang menyebabkan kecimol tidak seperti dulu lagi.” tambahnya.

Ia juga berharap, “LASQI ini tidak hanya sebagai media untuk festival akan tetapi sebagai mitra dari pemrintah daerah dalam menyampaikan pesan-pesan moral dan religi terhadap masyarakat umum terkait dengan pesan-pesan pembangunan,” tutupnya. (YL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *